Selasa, 29 Juli 2008

guru ku tercinta

Waktu aku kelas satu SMA ada guru matematika yang cantik dan sangat enak jika
memberikan pelajaran. Namanya Asmiati umurnya dua puluh sembilan, kulitnya
putih halus dan bodynya padat berisi terlebih lagi dia menikah pada usia dua puluh
tujuh tapi sekarang janda karna suaminya meninggal waktu usia perkimpoian mereka
baru tiga bulan karena kecelakaan lalulintas . Yang aku senang dari bu Asmi adalah
jika mengajar ia sering tak sadar kalau bagian atas bajunya agak terbuka sehingga
tali BH pada bagian pundaknya sering terlihat oleh aku yang jika pelajarannya selalu
mengambil duduk di depan dekat meja guru. BH yang dia gunakan selalu warna
hitam dan itu selalu menjadi tontonan gratisku setiap pelajarannya.
Pagi itu sekitar jam delapan lewat kami sudah dipulangkan karna akan ada rapat
guru. Aku agak kesal karna pelajaran kedua matematika artinya aku gak bisa ngeliat
pemandangan indah hari ini, dan untuk menghilangkan suntuk aku pun pergi main
ketempat kawanku. Aku masih tak tahu aku akan dapat rejeki nomplok.
Sekitar jam sembilan lewat aku pergi pulang, dan pada saat lewat sekolah aku
melihat bu Asmi sedang menunggu angkot, aku pun mengajaknya
" mari saya antar bu " ajakku tanpa berharap dia mau
" tapi rumah ibu agak jauh ko " ia mencoba menolak
" gak pa-pa kok bu, gak enak sama guru PPKN " candaku
setelah berpikir sebentar akhirnya ia mau " iya deh tapi ibu pegangan ya soalnya ibu
pernah jatuh dari motor "
" silahkan bu " setelah itu kau menjalnkan motorku dengan kecepatan sedang.
Tangan bu Asmi yang berpegangan pada pahaku menyebabkan reaksi pada penisku,
apalagi jika mengerem pada lampu merah aku merasa ada sesuatu yang empuk menekan dari belakang.
Sampai dirumahnya yang agak berjauhan dengan rumah-rumah yang lain aku disuruh masuk dulu. Dan ketika sudah duduk di sofa empuk bu Asmi bicara
"ibu ganti baju dulu ya ko "
setelah itu ia masuk kamar dan menutup pintu mungkin karna kurang rapat sehingga
pintu itu terbuka lagi sedikit. Entah setan mana yang masuk kekepalaku sehingga aku memberanikan diri untuk mengintip ke dalam. Di dalam sana aku bisa melihat
bagaimana bu Asmi sedang membuka satu persatu kancing bajunya dan setelah
kancing terakhir ia tidak langsung menanggalkan bajunya, tapi itu sudah cukup
membuat napasku membuat nafasku memburu karna kau bisa melihat kalau
sepasang dadanya yang besar seperti hendak melompat keluar. Karna terlalu asyik
pintu itupun terbuka lebar. Aku kaget dan hanya bisa mematung karna ketakutan.
Bahkan penisku langsung mengkerut.
Melihat aku, bu Asmi tidak terlihat kaget dan tetap membiarkan bajunya terbuka.
Setelah itu ia mendekati aku
" kamu sering ngeliat BH ibu kan " tanyanya didekat telingaku
" i...iya bu " jawabku ketakutan.
" kalau gitu ibu kasih kamu hukuman " lalu ia menarikku dan didudukkan ditepi
tempat tidur.
" sekarang kamu baring tutup mata dan jangan gerak kalo teriak boleh aja " katanya
dengan suara nafas yang agak memburu.
Aku pun menurut karna merasa bersalah. Lalu ia membuka retsleting celana
sekolahku menurunkan CDnya dan mengelus-elus penisku dengan lembut, setelah
penisku tegak lagi dia berjongkok dan menjilatinya.
"auh... uh.. uuuh ..." rintihku menahan kenikmatan semantara bu Asmi sibuk dengan
aktivitasnya
"ah ... mmmhh... bu stop bu" rintihku karna aku merasa seperti mau meledak
Dia tak menjawab, malah semakin hebat menyedot penisku. Tubuhku semakin
mengejang dan tanpa bisa kubendung lagi, muncratlah cairan putih itu dan aku
langsung terduduk sambil berpegangan pada tepi ranjang.
Rasanya seperti sedang melayang, ia telan habis spermaku sementara aku masih
terduduk kaku, malu takut dan senang bercampur jadi satu. Bu Asmi lalu berdiri dan
tersenyum
"gimana...lebih enak dari pada cuman liat khan..?" sambil kedua tangannya
menjambak rambutku
"iya bu enak sekali" jawabku mulai berani sambil ikut berdiri.
Setelah wajah kami berhadapan ia menciumku dengan lembut, lalu membimbingku
duduk ditempat tidur. Kami berpelukan dan Asmi kembali menciumku, lalu melumat
bibirku sementara tangannya menanggalkan seluruh pakaian ku, dengan tangkas
aku mengimbangi gerakan tangan itu sehingga akhirnya kami sama sama tanpa
pakaian. Bedanya aku telanjang bulat sementara Asmi masih memakai BH hitamnya
karna memang sengaja tak ku lepas.
Asmi melepaskan ciuman dibibirku lalu mengarahkan kepala ku kebawah yaitu
payudaranya, aku segera melepas BH nya dan mulai meremas-remas dadanya,
sekali-sekali aku puntir putingnya sehingga ia melenguh panjang. Puas meraba aku
lalu menyapu seluruh dadanya dengan lidahku dan menyedot ujung putingnya sambil
digigit-gigit sedikit. Hasilnya hebat sekali Asmi bergoyang sambil meracau dengan
kata-kata yang tak jelas. Setelah itu Asmi berdiri sehingga aku berhadapan dengan
vaginanya, wangi yang baru pernah kucium itu membuatku bertambah panas
sehingga kujilati semua permukaan vaginanya yang sudah banjir itu.
Setelah itu Asmi merebahkan diri di ranjang tangannya mendekap kepalaku pahanya
dibuka. Sehingga memudahkan aku menjilat dan memasukkan lidahku kedalam
vaginanya dan menggigit-gigit bagian daging yang merah jambu. Sehingga tubuh
Asmi semakin mengejang hebat
"ssshh... aahh... terus ko" pintanya diikuti desah nafasnya.
Sekitar lima menit ku sapu vaginaya aku melepaskan dekapan pada kepalaku dan
kembali mengulum bibirnya. Ia lalu meraih penisku
"masukkan ya ko udah gak tahan" katanya dengan terengah dan membimbing
penisku menerobos goa miliknya yang tek pernah lagi merasakan penis semenjak
suaminya meninggal.
Aku merasakan kenikmatan yang kebih hebat dibandingkan saat dimasukkan
kemulutnya.
"slep...slep...slep" kuputar-putar didalam sambil mengikuti goyangan pantat Asmi.
sambil kupompa bibir kami terus berperang dan tanganku meraba dan meremas
payudaranya dan sekali kali memuntir putingnya.
"uh...ah...mmm...sssh...terus ko..mmh" desahnya sambil meremas pantatku.
Penisku terasa semakin menegang dan vaginanya semakin hebat berdenyut memijit
penisku, tak terasa sudah sepuluh menit kami "bergoyang".
"oooooh ...mmmmh... ah udah gak kuat... biarin aja di situ ko mmmh ...." rintih Asmi
terpejam.
Akupun semakin memperdalam tusukanku dan mempercepat tempo karna juga
merasakan sesuatu yang akan keluar.
"ssshhhh...aaaaaaarrrrrrgggghhhhhhh" jeritnya sambil mencengkram punggungku,
"aaaahhhhh...aaaahhhhh" desahku pada saat yang bersamaan sambil mulutku
menyedot kedua puting susunya kuat-kuat secara bergantian.
Air maniku muncrat bertepatan dengan air hangat yang terasa memandikan penisku
didalam vaginanya.Kami menikmati puncak orgasme sampai betul-betul habis, baru
aku mencabut penisku setelah sangat lelah dan bebaring di sebelahnya sambil
meremas dadanya pelan-pelan.
Kemudian dia menindihku dari atas dan bertanya "gimana hukuman dari aku ko ..?"
"enak bu hukuman terenak didunia makasih ya"
"ibu yang terima kasih udah lama ibu bendung hasrat, hari ini dan seterusnya ibu
akan tumpahkan kekamu semuanya" sambil menciumku.
Setelah istirahat beberapa waktu kami kembali melanjutkan aktivitas itu tentu saja
dengan tehnik dan gaya yang berbeda-beda. Tak terhitung berapa kali aku
melakukannya sewaktu SMA yang jelas jika aku pulang kesana pasti kami
melakukan lagi dan lagi maklum mau nya pingin terus.